Jumat, 19 Desember 2014
RCF SUB 705-AS 15" 700W Active Subwoofer
Hitam 15 "ART 315A MKIII 2-Way Active Speaker dari RCF adalah aktif, dispersi lebar, 2-way, penguatan suara speaker yang memiliki daya tinggi 400W amplifier digital, bagian multi-cara DSP, dan RCF distorsi yang rendah, transduser daya tinggi.
Total power amplifier 400W RMS adalah. Sebuah 300W desain amplifier digital digunakan untuk daya frekuensi rendah dan driver kompresi didukung dari 100W kekuasaan yang jelas digital. DSP terintegrasi mengelola Crossover, pemerataan, limiter lembut, RMS limiter, kompresi sinyal besar, dan fungsi perlindungan.
ART 315A Speaker dilengkapi konektor masukan XLR yang switchable dari mikrofon ke tingkat baris. Ia juga memiliki kontrol volume master dan loop-melalui link XLR. 15 "woofer menawarkan reproduksi yang akurat dari rentang frekuensi midbass dan dikendalikan bass yang dalam. Selain itu, 15" woofer fitur "voice coil 2.5.
1 "driver kompresi menggunakan baru 1,5" desain kubah mylar dan geometri dioptimalkan fase radial plug. Kubah milar ini didukung dari ferit magnet fluks tinggi yang menawarkan sangat terbuka dan alami suara midrange dengan presisi dalam reproduksi frekuensi tinggi.
Sistem speaker ini bertempat di sebuah kuat, ringan, polypropylene komposit kandang. Woofer dilindungi oleh yang kuat, bubuk-dilapisi, logam grille. Kabinet speaker memiliki 4 M10 ulir terbang poin, built-in pole mount adaptor, dan pegangan atas ergonomis untuk transportasi mudah.
Cocok untuk aplikasi suara hidup yang membutuhkan pukulan ekstra dalam bass reproduksi dan respon frekuensi tinggi yang akurat
Dapat digunakan untuk aplikasi monitoring
400W monolitik bi-amplifikasi, 300W frekuensi rendah, dan 100W daya frekuensi tinggi
129 dB SPL maksimum
Dispersi lebar, 90 x 60 ° distorsi rendah, dan secara konstan
15 "daya tinggi woofer dan 2,5" voice coil
1 "driver kompresi frekuensi tinggi dengan 1,5" kubah milar
Pemerataan elektronik, fase keselarasan, / lembut RMS limiter, dan fungsi perlindungan
XLR / jack input dan output sinyal XLR
Dua pegangan samping dan pegangan atas ergonomis untuk transportasi mudah dan positioning
Empat M10 terbang poin dan built-in pole mount adapter
RCF 15" ART 315A MKIII 2-Way Active Speaker (Black)
Hitam 15 "ART 315A MKIII 2-Way Active Speaker dari RCF adalah aktif, dispersi lebar, 2-way, penguatan suara speaker yang memiliki daya tinggi 400W amplifier digital, bagian multi-cara DSP, dan RCF distorsi yang rendah, transduser daya tinggi.
Total power amplifier 400W RMS adalah. Sebuah 300W desain amplifier digital digunakan untuk daya frekuensi rendah dan driver kompresi didukung dari 100W kekuasaan yang jelas digital. DSP terintegrasi mengelola Crossover, pemerataan, limiter lembut, RMS limiter, kompresi sinyal besar, dan fungsi perlindungan.
ART 315A Speaker dilengkapi konektor masukan XLR yang switchable dari mikrofon ke tingkat baris. Ia juga memiliki kontrol volume master dan loop-melalui link XLR. 15 "woofer menawarkan reproduksi yang akurat dari rentang frekuensi midbass dan dikendalikan bass yang dalam. Selain itu, 15" woofer fitur "voice coil 2.5.
1 "driver kompresi menggunakan baru 1,5" desain kubah mylar dan geometri dioptimalkan fase radial plug. Kubah milar ini didukung dari ferit magnet fluks tinggi yang menawarkan sangat terbuka dan alami suara midrange dengan presisi dalam reproduksi frekuensi tinggi.
Sistem speaker ini bertempat di sebuah kuat, ringan, polypropylene komposit kandang. Woofer dilindungi oleh yang kuat, bubuk-dilapisi, logam grille. Kabinet speaker memiliki 4 M10 ulir terbang poin, built-in pole mount adaptor, dan pegangan atas ergonomis untuk transportasi mudah.
Cocok untuk aplikasi suara hidup yang membutuhkan pukulan ekstra dalam bass reproduksi dan respon frekuensi tinggi yang akurat
Dapat digunakan untuk aplikasi monitoring
400W monolitik bi-amplifikasi, 300W frekuensi rendah, dan 100W daya frekuensi tinggi
129 dB SPL maksimum
Dispersi lebar, 90 x 60 ° distorsi rendah, dan secara konstan
15 "daya tinggi woofer dan 2,5" voice coil
1 "driver kompresi frekuensi tinggi dengan 1,5" kubah milar
Pemerataan elektronik, fase keselarasan, / lembut RMS limiter, dan fungsi perlindungan
XLR / jack input dan output sinyal XLR
Dua pegangan samping dan pegangan atas ergonomis untuk transportasi mudah dan positioning
Empat M10 terbang poin dan built-in pole mount adapter
SUBWOOFER RCF HDL-18AS
fitur
2000 Watt Peak daya - 1000 Watt RMS
135 dB SPL max
30 Hz - 140 Hz respon frekuensi
1 x 18 "Woofer
DSP bagian input dikendalikan dengan preset dipilih
Aman dan padat mekanik variabel tur kelas, kompatibel dengan HDL 20-A
Dirancang untuk pujian HDL 20-A sistem speaker
Birch Baltik kabinet tour kelas
Yamaha MGXU Channel Mixer dengan USB & SPX Efek
Yamaha MGXU memberi Anda alat yang Anda butuhkan untuk menghasilkan suara berkualitas tinggi yang unik Anda sendiri. Kapan terakhir kali Anda mendengar gitar tanpa EQ atau benar-benar diproses vokal di salah satu lagu favorit Anda? Mungkin tidak pernah. Yamaha mixer terkenal respon datar dan kemurnian sonik, tapi sering memakan waktu lebih dari kinerja instrumen sempurna-ditangkap atau vokal untuk mencapai campuran profesional yang terdengar.
Untuk membantu Anda mendapatkan kontrol yang tepat dan peningkatan suara Anda, Yamaha XU model mixer MG Series datang dengan pilihan efek SPX terkenal Yamaha. Efek Yamaha MGXU meliputi Paduan Suara resolusi tinggi, Flanger, Distorsi, Reverb dan Delay, yang dapat diedit sesuai dengan kebutuhan Anda. Multieffects Prosesor ini digunakan pada high-end konsol pencampuran Yamaha, memberikan Anda dengan alat yang Anda butuhkan untuk mengambil campuran Anda ke tingkat berikutnya.
fitur:
-Channel Mixing Console
Max. 10 Mic / Baris Input (8 mono + 4 stereo)
4 GROUP Bus + 1 Stereo Bus
4 AUX (termasuk FX.)
D-PRE preamps mic dengan sirkuit Darlington terbalik
1-Knob kompresor
Efek bermutu tinggi: SPX dengan 24 program
24-bit / 192kHz 2in / 2out USB fungsi Audio
Bekerja dengan iPad (2 atau yang lebih baru) melalui Apple iPad Camera Connection Kit / Lightning untuk USB Adapter Kamera
Termasuk versi Cubase Al DAW software download
PAD mengaktifkan input mono
+ 48V phantom power
XLR output seimbang
Internal catu daya universal untuk digunakan di seluruh dunia
Rack Mount Kit Termasuk
metal chassis
Dimensi (WHD): 444 mm x 130 mm x 500 mm (17,5 "x 5,1" x 19,7 ")
Berat Bersih: 6,8 kg (£ 15,0.)
MIXER YAMAHA MG 124 CX
spesifikasi:
* High Quality preamp mic
* 6 Mics + 4 Stereo input baris
* 1 Aux mengirim + 1 Efek mengirim
* 4 bus (Stereo + 2 kelompok)
* HPF (CH1-8), 3 Band EQ (Ch1-8), COMP (CH1-4)
* SPX Digital multi-efek
Beta 58A Vocal Microphone
Beta 58A mikrofon vokal dinamis adalah presisi-rekayasa untuk live performance dan studio rekaman proyek. Sebuah respon frekuensi disesuaikan menonjolkan vokal, dan pola supercardioid isolat dari sumber suara lain
Roland KC-150 4-ch
The KC-150 adalah kompak 65-watt amp dengan kemampuan 4-channel termasuk Auxiliary input dan Microphone. The KC-150 juga dapat diperluas dengan subwoofer opsional untuk meningkatkan low-end yang kuat.
Terjangkau 4-channel amplifier Keyboard dengan 65-watt / 12-inch speaker dan tweeter piezo
Termasuk masukan stereo Auxiliary (RCA) dan XLR Mikrofon masukan
2-band EQ dan Subwoofer keluaran yang kompatibel dengan yang baru KCW-1
Dilengkapi dengan output Headphone
RCF ART 712-A Speaker Aktif
Anda perlu untuk memperkuat beberapa pidato, rekaman musik dan menyelesaikan pertunjukan dengan set hidup?
RCF ART 712-A adalah jawabannya: pembicara serbaguna yang merupakan pilihan terbaik untuk situasi di mana rentang frekuensi penuh dengan bass punchy dan definisi tinggi diperlukan. ART 712-A adalah pembicara yang sangat serbaguna yang dapat dengan mudah digunakan juga untuk aplikasi pemantauan.
Ideal untuk band, acara perusahaan, presentasi, DJ dan banyak lagi, RCF ART 712-A mudah untuk transportasi karena itu ringan.
Selasa, 16 Desember 2014
Headphone
Headphone berguna untuk tugas mixing, tetapi ingat, suara ruangan kita (ambiance) berbeda sedikit dengan apa yang kita dengar di headphone. Untuk mendapatkan mixing yang baik harus dilakukan tanpa headphone, yaitu dengan mendengar apa yang penonton dengar. Ini adalah satu-satunya cara untuk mengatur suara dengan benar
Kamis, 04 Desember 2014
Jumat, 14 November 2014
Total harmonic distortion (THD)
Total Harmonic Distortion adalah sebuah indikator di amplifier atau pre-amp tentang seberapa jauh penurunan kualitas suara terjadi. THD diukur dengan cara membandingkan output dengan input.
Suara terdiri dari berbagai frekuensi. Kualitas suara input (frekuensi) dapat mengalami penurunan setelah diproses oleh alat tersebut. Besar penurunan kualitas ini dinyatakan dengan angka THD. Misalnya THD 0.004 %, artinya kualitas suara menurun 0,004% dibandingkan aslinya.
Semakin kecil nilai THD, semakin bagus kualitas alat tersebut
Setting music hip-hop
Seting compressor seperti apa yang dapat menghasilkan punch drum maksimum seperti yang dibutuhkan musik Hip-Hop dan House ?
Dalam banyak kasus Hip-Hop, ratio yang umum digunakan adalah 4:1 hingga 7:1. Ratio di atas 8:1 efektif untuk membatasi (limiting) bukan untuk kompresi. Para jagoan biasanya menggunakan reduksi antara 10 – 15 dB pada kick, snare, bass dan gitar.
Untuk membentuk sound kick drum yang ideal, kami umumnya menggunakan ratio 5:1 dengan threshold -12,4 dB. Sekali anda telah menemukan ratio dan threshold yang cocok, anda telah siap untuk memanaskan panggung dengan men-seting attack dan release yang sesuai
Rasio Signal to Noise (S/N)
Rasio Signal to Noise (S/N) adalah jarak antara level sinyal dengan level dimana mulai terdengar noise. Besarnya S/N biasanya dinyatakan dalam dB (desibel).
Untuk mengetahuinya secara praktis (selain membaca manual alat) dapat kita gunakan cara berikut : Tanpa ada bunyi sinyal apapun, kita naikkan volume sampai kita mendengar adanya bunyi noise. Itulah nilai S/N dari alat yang kita operasikan.
Nilai S/N 30dB artinya ada 30dB sinyal dengan 0dB noise, dan juga berarti ada 31dB sinyal dengan 1dB noise, serta ada 50dB sinyal dengan 20dB noise, dst.
Semakin besar nilai S/N berarti semakin bebas alat tersebut dari noise. Alat dengan S/N 70dB lebih baik dari alat dengan nilai S/N 40dB. Alat pertama dapat menghasilkan bunyi yang bebas noise hingga 70dB, sedangkan alat kedua hanya mampu menghasilkan bunyi bebas noise 40dB saja.
Dengan mengetahui batas S/N, maka kita akan tahu sampai batas mana audio yang kita hasilkan bersih dari noise
Setting bandwidth pada EQ
Bandwidth merupakan jarak antara frekuensi yang paling rendah sampai
dengan frekuensi yang paling tinggi yang diperlukan. Sering disebut juga
sebagai lebar cakupan antara frekuensi ter-rendah hingga ter-tinggi
yang kita ubah. Bandwidth sering diberi kode ‘Q’. dan muncul di
Equalizer. Untuk lebih mudahnya, lihat gambar ini
Besarnya bandwidth diukur dari -3dB di bawah frekuensi kerja hingga -3dB di atas frekuensi kerja. Jika fo dinaikkan atau diturunkan 10dB, maka daerah frekuensi yang dipengaruhi dianggap dari frekuensi di bawah f0 (disebut f1) dan di atas f0 (disebut f2) yang dinaikkan atau diturunkan 7dB. Sehingga bandwidth dihitung dengan f2 – f1.
Untuk menentukan besar atau kecilnya range frekuensi (bandwidth) kemudian dinamakan parameter quality atau kualitas (Q). Parameter Q dihitung dengan f0/(f2-f1). Jadi jika bandwidth-nya semakin lebar maka nilai parameter Q akan kecil dan sebaliknya jika bandwidth sempit maka nilai parameter Q akan besar. Sehingga besar kecilnya Q yang telah di atur dalam mixer maupun peralatan sound lainnya akan sangat berpengaruh terhadap perubahan lebar sempitnya (bandwidth) frekuensi yang akan kita atur
Besarnya bandwidth diukur dari -3dB di bawah frekuensi kerja hingga -3dB di atas frekuensi kerja. Jika fo dinaikkan atau diturunkan 10dB, maka daerah frekuensi yang dipengaruhi dianggap dari frekuensi di bawah f0 (disebut f1) dan di atas f0 (disebut f2) yang dinaikkan atau diturunkan 7dB. Sehingga bandwidth dihitung dengan f2 – f1.
Untuk menentukan besar atau kecilnya range frekuensi (bandwidth) kemudian dinamakan parameter quality atau kualitas (Q). Parameter Q dihitung dengan f0/(f2-f1). Jadi jika bandwidth-nya semakin lebar maka nilai parameter Q akan kecil dan sebaliknya jika bandwidth sempit maka nilai parameter Q akan besar. Sehingga besar kecilnya Q yang telah di atur dalam mixer maupun peralatan sound lainnya akan sangat berpengaruh terhadap perubahan lebar sempitnya (bandwidth) frekuensi yang akan kita atur
Kabel speaker dan kabel instruments
Kabel untuk speaker tidak baik digunakan sebagai kabel instrumen. Begitu pula sebaliknya. Karena kabel instrumen hanya mampu membawa sedikit tenaga (low power) dan ber-hambatan tinggi (high impedance / High Z). Sedangkan kabel speaker sebaliknya : high power dan hambatan rendah (low Z).
Bila anda menggunakan kabel instrumen sebagai kabel speaker, mungkin anda akan baik-baik saja di sinyal rendah. Pada sinyal tinggi, anda akan mengalami berbagai masalah dalam bentuk ampli mengalami panas berlebihan, speaker berbunyi distorsi (peak), atau kabel hangus.
Bila kita menggunakan kabel speaker untuk instrumen, maka bisa jadi anda akan mengalami noise karena induksi dari perlengkapan listrik di sekeliling (lighting, dan sebagainya). Mengapa demikian ? Karena kabel speaker hanya memiliki pelindung luar yang tipis, sedangkan isi kabel dalamnya besar dan tebal. Induksi mudah masuk dan terbawa oleh kabel hingga berbunyi di speaker kita
Setting EQ vocal pidato
Secara garis besar, frekuensi pidato dapat dibagi atas 3 area utama : fundamental, huruf hidup (vowel : a, i, u, e, o) dan huruf mati (konsonan).
Fundamental pidato ada di frekuensi 125-250 Hz. Disini kualitas suara terdapat. Kita dapat mengenali suara si pembicara di frekuensi ini.
Huruf hidup muncul di frekuensi 350 Hz – 2 kHz. Huruf mati muncul di 1,5 – 4 kHz.
60 % energi suara muncul di frekuensi 63 - 500 Hz dengan hanya 5 % tingkat kejelasan suara. Sementara itu area 500 Hz – 1 kHz menampilkan 35 % kejelasan suara. Dan akhirnya area 1 – 8 kHz menghasilkan 60 % kejelasan suara.
Terlalu banyak boost di antara 1 – 4 kHz dapat menyebabkan pendengar lelah. Tetapi vokal dapat dibuat menonjol dengan boost di 3 kHz. Terlalu banyak boost di area 5 -16 kHz dapat menyebabkan sibilance (desis ‘ssss’)
Setting EQ voice instruments music
Kick Drum : 60-80 Hz Bottom depth; 2.5kHz Slap attack
Snare Drum : 240 Hz Fatness; 2-3kHz Crispness
Hi-Hat Cymbal : 200 Hz Clank; 2-4kHz Stick hit metal ; 6-8kHz Harshness; above 8 kHz Shimmer
Rack Toms : 240 Hz Fullness; 2-4kHz Attack; 8kHz Overtones
Floor Tom : 120 Hz Fullness; 2-4kHz Attack; 8kHz Overtones
Bass Guitar : 60-80 Hz Bottom; 700-1kHz Attack or Pluck; 2.5 kHz String Noise or Pop
Acoustic Guitar : 80-120 Hz Bottom; 240Hz Body; 2.5-5kHz Clarity;
Electric Guitar : 100-250Hz Body; 2.5-3KHz Clarity; 6-8kHz Presence.
Electric Organ : 80-120 Hz Bottom; 240Hz Body; 2.5kHz Clarity
Piano : Bottom at 80-120Hz; Clarity at 2.5-5kHz; "Honky Tonk" sound with high "Q" at 2.5kHz
Horns : Fullness at 120-240Hz; Shrill at 5-8kHz
Strings : Fullness at 240Hz; Scratchiness at 7-10kHz
Conga/Bongo : Resonance at 200-260Hz; Presence/Slap at 2-4kHz
Vocal : Fullness at 120Hz; Boominess at 200-280Hz; Presence at 5kHz; Sibilance at 6-7kHz
Nada,frekuensi,dan panjang gelombang
Berikut adalah tabel Mik Fielding untuk mengetahui frekuensi dari nada beserta panjang gelombangnya.Tabel ini sangat berguna untuk membantu agar mixing kita lebih detil lagi.
Dengan melihat tabel ini, kita mengerti mengapa kita tidak dapat mendengar nada D-1 dari jarak 2 meter di depan subwoofer. Karena nada D-1 membutuhkan 10 meter lebih untuk dapat terbentuk sempurna dan menjadi bunyi.
NADA PIANO
|
FREKUENSI (Hz)
|
PANJANG GELOMBANG
|
A - 0
|
27,5
|
13,481 meter
|
D - 1
|
36,7081
|
10,100 meter
|
A - 1
|
55,0000
|
6,741 meter
|
D - 2
|
73,4162
|
5,050 meter
|
A - 2
|
110,000
|
3,37 meter
|
D - 3
|
146,832
|
2,525 meter
|
A - 3
|
220,000
|
1,685 meter
|
D - 4
|
293,665
|
126,2 cm
|
A - 4
|
440,000
|
84,26 cm
|
D - 5
|
587,330
|
63,12 cm
|
A - 5
|
880,000
|
42,13 cm
|
D - 6
|
1174,66
|
31,6 cm
|
A - 6
|
1760,00
|
21,1 cm
|
D - 7
|
2349,32
|
15,8 cm
|
A - 7
|
3520,00
|
10,5 cm
|
D - 8
|
4698,64
|
7,9 cm
|
A - 8
|
7040,00
|
5,3 cm
|
D - 9
|
9397,27
|
3,9 cm
|
A - 9
|
14080,0
|
2,6 cm
|
D - 10
|
18794,5
|
2 cm
|
Apa itu balanced atau unbalanced ?
Ada dua macam koneksi dalam sistem audio : BALANCED dan UNBALANCED. Koneksi BAL adalah koneksi dengan tiga jalur konduktor/kabel yaitu : hot - cold - ground. Adapun koneksi UNBAL adalah koneksi dengan hanya 2 jalur kabel : hot - cold (bila ada jalur ketiga, maka biasanya jalur ketiga digabungkan dengan jalur negatif).
Koneksi
UNBAL memiliki resiko noise karena rentan terhadap
gangguan/interferensi dari perlengkapan listrik (seperti lighting, dsb.)
atau stasiun pemancar. Noise ini terjadi karena gelombang interferensi
alat listrik lain tersebut menembus kabel kita dan ikut terbawa ke
perlengkapan sound kita. Resiko interferensi ini menjadi semakin besar seiring dengan semakin panjangnya kabel.
Untuk
mengatasi hal ini, maka sebaiknya kita menggunakan koneksi BAL. Dalam
koneksi BAL, sinyal dikirim melalui 2 buah jalur kabel. Salah
satu jalur kabel akan membalik sinyal yang berangkat sehingga sinyal
tersebut Out-Phase / Cancelling dengan sinyal di jalur kabel yang
satunya lagi. Karena dilindungi dengan kulit kabel, maka pembalikan ini
tidak akan membawa efek Cancellation. Di ujung lainnya, sinyal terbalik
tadi akan kembali dibalik sehingga kita kembali mendapatkan sinyal
In-Phase seperti sediakala.
Keuntungan
dari pembalikan ini adalah : semua sinyal interferensi yang masuk
sepanjang kabel akan saling meniadakan (Cancellation / Out-Phase) pada
saat tiba di ujung akhir kabel. Sungguh sebuah cara yang cerdik untuk
menghindari interferensi sinyal audio - JS.
Cara menggunakan reverb pada sound system
Reverb adalah efek suara yang terjadi karena adanya suara yang dipantulkan. Jika anda bernyanyi di hall, suara akan terdengar lebih bagus karena ada suara yang memantul / menggema. Efek gema inilah yang disebut dengan Reverb.
Alat Reverb digunakan untuk memunculkan efek gema tersebut dan memberikan efek suatu dimensi ruang. Beberapa tombol pada alat Reverb adalah:
- Pre Delay digunakan untuk mengatur waktu yang dibutuhkan antara suara asli yang kering 'dry' dengan suara pantulan pertama dari sebuah Reverb. Otak manusia akan mempersepsikan Reverb ketika jarak pre delay adalah kurang dari 100 ms. Apabila lebih dari itu, maka efek ini disebut sebagai Echo.
- Early Reflection digunakan untuk mengatur besarnya "ruangan" yang dipersepsi otak manusia terhadap reverb yang dihasilkan. Parameter ini mengatur beberapa pantulan pertama yang terjadi sebelum reverb yang sesungguhnya datang. Beberapa pantulan pertama inilah yang akan memberi persepsi bentuk serta luas ruangan.
- Reverb Time mengatur panjangnya waktu reverb berlangsung sampai benar-benar habis. Sering disebut juga sebagai Sustain, Decay, dll.
Cara menggunakan gate pada sound system
Gate adalah alat yang mengijinkan sinyal input dikeluarkan bila sinyal tersebut kekuatan (amplitudo) nya lebih besar dari threshold gate. Dengan kata lain gate membatasi sinyal input yang masuk ke dalam input mixer. Sebagai contoh jika gate di batasi -30dB kemudian ada sinyal input yang hanya memiliki batas bunyi dari bawah hingga -25dB, sinyal tersebut tidak akan masuk ke input.
Threshold: Dibawah threshold sinyal diblokir, atau diatenuasi (kurangi) dengan sangat kuat.
Range floor: menyatakan jumlah atenuasi yang terjadi (terukur dalam dB). Bila nilai range-floor lebih dari -50 dB, secara praktis berarti memblokir total si gate tersebut.
Attack time: jumlah waktu hingga gate terbuka ketika sinyal melebihi threshold.
Hold time: jumlah waktu gate diijinkan terbuka, bahkan setelah sinyal kembali ke bawah threshold.
Cara menghilangkan feedback pada sound system
Bagi anda yang sering berkecimpung di dunia sound system pasti sering berjumpa dengan keadaan feedback, yaitu suara dominan tidak karuan yang keluar dari speaker, biasanya terdengar mendengung atau mendenging keras. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa faktor.
Faktor utama yang sering terjadi dalam instalasi sound system adalah munculnya suara feedback/mencuit, dimana selain disebabkan oleh titik penempatan speaker yang salah/kurang sesuai dan penggunaan microphone yang kualitasnya rendah, serta setting bass-treble atau bahkan setting equalizer yang kurang tepat sehingga munculnya suara mencuit/feedback yang menyakitkan telinga.
Ada dua cara yang biasa dilakukan oleh seorang soundman, diantaranya adalah melakukan tindakan manual pada perangkat soundsystem atau menambahkan alat penghilang Feedback otomatis.
Cara menghilangkan feedback secara manual:
- Setelah peralatan sound system anda terpasang janganlah dinyalakan dulu, tapi aturlah seluruh putaran potensio pada masing-masing alat pada putaran kurang dari setengah putaran, hal ini untuk menghindari feedback yang muncul secara mendadak.
- Aturlah posisi speaker agar tidak mengarah langsung ke sumber bunyi misalnya microphone, gitar, dan lain-lain.
- Hindari memasang speaker terlalau dekat dengan sumber bunyi seperti dengan microphone.
- Saat ujicoba suara lakukanlah putaran besaran suara sedikit demi sedikit, apabila terasa akan adanya feedback kurangi lagi putarannya.
- Apabila saat soundsystem berjalan tiba-tiba muncul feed back segeralah kurangi besaran potensio volume master pada speaker yang feedback tersebut, apabila feedback masih muncul beralihlah perhatian pada mixer dengan mengecilkan besaran high(untuk jenis feedback yang mencuit) atau low(untuk jenis feedback yang mendengung).
Cara menghilangkan feedback secara otomatis:
Anda harus menambahkan sebuah perangkat otomatis penghilang feedback, misalnya dengan menggunakan Feedback Destroyer FBQ1000 atau Feedback Destroyer PRO FBQ1000. Ini adalah sebuah alat canggih yang bekerja secara otomatis untuk menghilangkan suara feedback yang sering muncul saat microphone berdekatan dengan speaker.
Dengan alat ini maka feedback dapat diminimalisir. Dengan alat ini bekerja secara otomatis saat terjadi feedback, saat feedback muncul maka secara otomatis diredam, sehingga feedback tidak berkelanjutan.
Alat ini bekerja secara otomatis, sehingga bila terjadi feedback di frekuensi tertentu maka secara otomatis scanning dan mengeliminasi.
Cara pemasangan alat penghilang feedback otomatis:
1. Mic --> MIXER ---> FBQ--> AMplifier --> speaker
2. Mic --> Mixer ---> EQUALIZER --> FBQ--> Amplifier --> Speaker
3. Mic --> Preamp Mic --> FBQ --> Amplifier --> Speaker
4. Mic Wireless --> FBQ--> Amplifier --> Speaker
Senin, 27 Oktober 2014
Setting dan control compressor saat mixing
setting sound effect compressor adalah merupakan sebuah proses di dalam proses mixing dan mastering yang memiliki peranan cukup penting, namun biasanya tidak dianggap terlalu serius oleh kebanyakan sound-engineer pada era digital dewasa ini. Berkembangnya sound effect compressor yang telah dilengkapi dengan beragam preset asli pabrik, telah menyebabkan beberapa dari mereka (sound-engineer) menjadi sound-engineer yang pragmatis, dan merasa tidak perlu membuat setting elemen-elemen control compressor yang terdapat di dalamnya, sehingga potensi dari sound effect tersebutpun tidak tereksplorasi dengan baik. Preset-preset asal pabrik yang disediakan oleh sound effect compressor ( dan sound effect- sound effect lain pada umumnya ) memang akan sangat membantu untuk mempersingkat proses mixing dan mastering. Namun hendaknya, preset-preset tersebut selayaknya hanya dianggap sebagai sebuah "starting point", dan jangan dianggap sebagai sebuah setting atau konfigurasi baku yang bisa menyulap hasil rekaman langsung menjadi sangat sempurna.
Keputusan untuk tidak menggantungkan diri sepenuhnya pada preset sound effect compressor
(asli pabrik) tersebut, sama sekali bukan berkaitan dengan urusan
idealisme. Namun secara logika, hasil rekaman (record) sebuah track
audio memang tidak dapat diseragamkan atau digeneralisasi. Kuat dan
lemahnya sinyal yang didapat pada saat merekam, jarak dan posisi
microphone pada saat merekam, fluktuasi power dari suara vocalist,
fluktuasi power dari player pada saat memainkan instrumen, dan banyak
hal lainnya, merupakan faktor-faktor yang menjadi alasan utama untuk
melakukan konfigurasi, setting dan kustomisasi ( hal tersebut didasarkan
pada kenyataan bahwa pada umumnya produsen dari sound effect compressor
pun menerangkan hal yang demikian ini pada buku manual alat yang
diproduksinya ). Dan, untuk dapat melakukan setting, konfigurasi ataupun
kustomisasi pada sebuah sound effect compressor, langkah awal yang
harus dilakukan adalah memahami konsep serta fungsi dari elemen-elemen
control yang terdapat pada masing-masing sound effect tersebut dengan
baik.
Elemen-elemen control pada sound effect compressor secara umum
Konsep dasar dari sebuah sound effect compressor adalah sangat bermanfaat untuk menyeimbangkan dynamic range dari sebuah audio. Proses penyeimbangan ini dilakukan dengan cara menaikkan level sinyal yang lemah, dan pada saat yang bersamaan, membatasi level sinyal yang kuat. Berdasarkan konsep yang demikian ini, maka terlepas dari merk dan atau jenis hardware/software plugins sound effect compressor yang digunakan, elemen- elemen control yang biasa dipergunakan untuk setting atau konfigurasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
Input
Digunakan untuk menaikkan atau menurunkan level input suara yang masuk kedalam sound effect compresor.
Threshold
Merupakan batas maksimum dari level sinyal yang akan ditoleransi oleh sound effect compressor. Ketika treshold dikonfigurasi -3dB misalnya, maka semua bagian dari sinyal audio yang mencapai level diatas -3dB akan otomatis di kompresi oleh effect tersebut.
Ratio
Merepresentasikan seberapa besar kompresi yang akan dilakukan oleh sound effect compressor. Jika ratio di konfigurasikan 4 : 1 misalnya, maka akan dibutuhkan sinyal input sebesar 4dB untuk menaikkan level output sebesar 1 dB. Atau dengan kata lain: setiap level suara input menyentuh angka 4 dB, level suara output akan bertambah 1 dB.
Attack
Menentukan seberapa cepat compressor akan merespon sinyal yang melebihi threshold, dan mulai melakukan kompresi.
Release (Decay)
Menentukan seberapa cepat sound effect compressor berhenti melakukan kompresi ketika sinyal input telah berada dibawah level treshold yang telah ditentukan.
Hard / Soft Knee
Menentukan cara sound effect compressor bereaksi dan melakukan kompresi, pada saat sinyal telah melebihi threshold. Konfigurasi hard knee mengandung arti bahwa sound effect compressor akan bereaksi dengan cepat dan secara simultan menutup semua sinyal yang melewati batas treshold yang telah ditentukan. Sementara konfigurasi soft knee mengandung arti bahwa sound effect compressor akan diaktifkan secara bertahap untuk membuat hasil kompresi menjadi lebih "smooth".
Make-Up Gain
Digunakan untuk menaikkan gain suara yang telah dikompresi.
Output
Digunakan untuk menaikan volume output dari sound effect compressor.
Elemen-elemen control pada sound effect compressor secara umum
Konsep dasar dari sebuah sound effect compressor adalah sangat bermanfaat untuk menyeimbangkan dynamic range dari sebuah audio. Proses penyeimbangan ini dilakukan dengan cara menaikkan level sinyal yang lemah, dan pada saat yang bersamaan, membatasi level sinyal yang kuat. Berdasarkan konsep yang demikian ini, maka terlepas dari merk dan atau jenis hardware/software plugins sound effect compressor yang digunakan, elemen- elemen control yang biasa dipergunakan untuk setting atau konfigurasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
Input
Digunakan untuk menaikkan atau menurunkan level input suara yang masuk kedalam sound effect compresor.
Threshold
Merupakan batas maksimum dari level sinyal yang akan ditoleransi oleh sound effect compressor. Ketika treshold dikonfigurasi -3dB misalnya, maka semua bagian dari sinyal audio yang mencapai level diatas -3dB akan otomatis di kompresi oleh effect tersebut.
Ratio
Merepresentasikan seberapa besar kompresi yang akan dilakukan oleh sound effect compressor. Jika ratio di konfigurasikan 4 : 1 misalnya, maka akan dibutuhkan sinyal input sebesar 4dB untuk menaikkan level output sebesar 1 dB. Atau dengan kata lain: setiap level suara input menyentuh angka 4 dB, level suara output akan bertambah 1 dB.
Attack
Menentukan seberapa cepat compressor akan merespon sinyal yang melebihi threshold, dan mulai melakukan kompresi.
Release (Decay)
Menentukan seberapa cepat sound effect compressor berhenti melakukan kompresi ketika sinyal input telah berada dibawah level treshold yang telah ditentukan.
Hard / Soft Knee
Menentukan cara sound effect compressor bereaksi dan melakukan kompresi, pada saat sinyal telah melebihi threshold. Konfigurasi hard knee mengandung arti bahwa sound effect compressor akan bereaksi dengan cepat dan secara simultan menutup semua sinyal yang melewati batas treshold yang telah ditentukan. Sementara konfigurasi soft knee mengandung arti bahwa sound effect compressor akan diaktifkan secara bertahap untuk membuat hasil kompresi menjadi lebih "smooth".
Make-Up Gain
Digunakan untuk menaikkan gain suara yang telah dikompresi.
Output
Digunakan untuk menaikan volume output dari sound effect compressor.
Cara Setting Equalizer
Equalizer adalah alat yang dapat digunakan untuk menyamakan suara speaker mendekati sumber aslinya atau mengembalikan suara speaker seperti suara aslinya. Banyak orang salah mengartikan fungsi equalizer, mereka menggunakannya untuk mengangkat frekuensi-frekuensi tertentu yang sebenarnya tidak perlu diangkat, atau bahkan mengurangi frekuensi-frekuensi tertentu yang tidak perlu dikurangi. Mengapa demikian? Sebenarnya equalisasi sangat tergantung dari rasa seni seseorang dan respon telinga orang yang mengoperasikan peralatan sound system.
Supaya kita dapat men-eq system dengan baik, maka sebelum kita menggunakannya kita perlu memahami kerja eq terlebih dahulu. Parameter apa saja yang dapat kita ubah pada equalizer? Tombol apa saja yang terdapat pada equalizer? Dan bagaimana cara menggunakannya? Inilah pertanyaan yang akan dilemparakan orang ketika akan menggunakan equalizer, tombol-tombol tersebut adalah :
- Gain / level, adalah tombol yang digunakan untuk menambah atau mengurangi frekuensi yang kita inginkan.
- Low pass / High pass, adalah tombol yang digunakan menghilangkan frekunsi-frekuensi di bawah atau di atas frekuensi yang kita set.
- Q / Bandwidth, adalah tombol yang digunakan untuk memperlebar atau mempersempit kurva equalizer.
- Frequency, mengubah frekuensi sehingga mencapai frekuensi yang kita inginkan.
- Volume gain / make up gain, adalah tombol yang digunakan untuk menambah atau mengurangi level suara yang keluar dari equalizer.
1.1. Parametrik equalizer
Kurva
equalizer ini dapat kita geser dan ubah bentuk kurvanya, dengan kata
lain semua parameter (ukuran) yang ada dapat kita ubah. Parameter yang
dapat kita ubah adalah:
- Gain, untuk mengurangi atau menambah kurva parametrik yang kita inginkan, besarnya diukur dalam dB.
- Q, adalah besaran yang digunakan untuk memperlebar atau mempersempit kurva parametrik sesuai dengan yang kita inginkan, besarannya pada umumnya menggunakan skala 0,1 hingga 10.
- Frekuensi, frekuensi pada equalizer parametrik dapat kita geser hingga mencapai frekuensi yang kita inginkan.
Bentuk kurva pada parametrik equalizer ada 2 :
Shelving
Bentuk kurva ini memiliki puncak pada bagian akhir frekuensi rendah maupun frekuensi tinggi dari spektrum frekuensi yang kemudian mendatar hingga akhir frekuensi. Seperti hi-shelving, akan mengangkat puncak frekuensi 12 kHz, dan low-shelving akan mengangkat frekuensi 80 Hz pada umumnya. Beberapa eq menyediakan fasilitas untuk kita dapat mengubah frekuensi pada puncak kurva.
Bell shape
Bentuk kurva pada equalisasi
ini adalah seperti lonceng, pada umumnya parametrik murni akan menggunakan
bentuk equalisasi ini.
Variable Q,
bentuk kurva grafik eq ini tidak tetap, tergantung dari berapa bayak kita
mengangkat gain.
1.1. Filter
Pada umumnya orang tidak memasukkan filter sebagai jenis equalizer oleh karena cara kerjanya yang mirip dengan crossover. Tetapi menurut saya filter dapat pula membantu kita mengurangi frekuensi yang tidak kita inginkan, sehingga dapat pula kita masukkan sebagai salah satu jenis equalizer.
Contoh dari eq ini adalah switcable highpass dan switcable lowpass, Highpass filter sangat berguna untuk mengurangi suara pop pada microphone. Sedangkan lowpass dapat membantu kerja driver suara tinggi agar tidak bekerja berlebihan sebagai akibat frekuensi tinggi yang sebenarnya tidak terdengar, tetapi merusak.
Ruangan akan menjadi pembatas kita dalam meng-eq system, setiap ruang memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Jangan sekali-kali kita menyama ratakan setiap ruangan, dan mengidolakan suatu bentuk setting eq. Jangan mimpi suara rendah dapat keluar dari speaker pada ruangan yang penjangnya 4m, karena panjang gelombang suara rendah tidak dapat beresonansi dengan baik. Atau sebaliknya kita berharap suara rendah sub dapat terdengar dari jarak puluhan meter dengan jelas, karena daya rambat suara rendah yang terbatas.
Permasalahan utama di dalam ruangan adalah geometri ruangan itu sendiri (ukuran), baik jumlah jendela, luas dinding, dan di mana letak benda-benda tersebut. Meng-eq di dalam ruangan perlu berhati-hati oleh karena pantulan dapat mengaburkan frekuensi mana yang seharusnya kita ubah.
2.2. Letak speaker
Jangan bermimpi mendengar suara sub yang solid jika kita menaruhnya di kiri dan kanan panggung. Suara rendah mutlak harus berasal dari satu sumber. Peletakkan yang berpencar akan mengakibatkan efek yang disebut power alley (lorong tenaga). Equalizer dapat menolong? Tentu saja tidak, bahkan menambah besar jarak antar lorong tenaga tersebut
2.3. Tidak seragamnya waktu tempuh antar komponen speaker
Ini adalah ilmu yang dikembangkan sejak pertengahan tahun 1980an, hanya saja peralatan pendukungnya pada saat itu masih sangat mahal. Saat ini dengan kemajuan komputer dan harga komputer dan software-nya semakin murah, membuat peralatan digital pendukung penyetelan speaker semakin murah pula, sehingga kenyamanan orang mendengar speaker bersuara rapih semakin bertambah.
Mengapa waktu tempuh antar komponen berbeda, ini cerita yang cukup panjang yang akan kita bahas dilain waktu. Hanya saja jika kita meng-eq sistem yang tidak di seragamkan waktu tempuh antar komponen speaker maupun antar speaker, ini merupakan usaha yang sia-sia, karena sistem anda tetap berisik dan suaranya tetap berbalap-balapan.
2.4. Kabel (jenis dan panjang kabel)
Orang bule saja tidak percaya kalau kabel dengan merek, jenis, dan panjang yang berbeda akan menghasilkan suara yang berbeda. Saya belajar perkabelan sejak hampir 10 tahun lalu, dan saya temukan beragam respon kabel dan beragam pula hasilnya. Kita tidak perlu meng-eq sistem kita terlalu banyak apabila manajemen kabel kita baik, gunakan hanya kabel yang memang sesuai untuk kebutuhannya.
2.5. Karakter alat
Setiap alat memiliki karakter suara yang berbeda-beda, jangan berharap ala-alat murah dapat di equalizer menjadi baik. Mohon diingat bahwa semua alat sound memiliki karakter suara yang berbeda-beda dan tidak semua produk memiliki suara yang baik.
Penyimpangan fasa justru terjadi sebagai akibat terlalu kita terlelu banyak meng-eq, atau bahkan menggunakan kabel unbalance yang sangat panjang.
2.8. Jarak posisi anda mendengar dari speaker
Jarak kita mendengarkan speaker akan mempengaruhi penilaian telinga kita terhadap apa yang akan kita eq. Ingat bahwa di udara juga terjadi hambatan.
2.9. Umur speaker
Saya pernah bersam-sama Sony dan Thomas mendemokan speaker di BATS di hotel Shangrila di Jakarta 3 tahun yang lalu. Produk tersebut sudah terkenal dengan suaranya yang cukup kencang tapi masih enak untuk didengar. Ternyata waktu kami pasang suaranya agak kasar dan Sony pun heran “……. biasanya suara suaranya tidak begini nih!”. Kejadian yang sama terulang ketika saya memasang speaker dengan merek yang sama untuk OB Van radio Dahlia, ketika kami coba suara yang sama kembali terdengar, kami mencoba meng-eq-nya dengan susah payah. Saya baru teringat bahwa speaker tersebut baru saja kita keluarkan dari dalam dusnya, he, he, he, ……speaker ada indreyen-nya juga ya. Tidak mungkin keluar dari dus kita harapkan suaranya jadi bagus. Masalah ini kita bahas lain waktu.
2.10. Suhu dan kelembaban
Jangan berharap kita dapat meng-eq di ruangan yang tidak konstan suhu dan kelembabannya. Mengapa? Pada suhu rendah suara tinggi dan rendah akan terdengar lebih kuat dibandingkan dengan pada suhu tinggi, ini disebabkan pada suhu tinggi kelembaban akan bertambah. Bertambahnya kelembaban akan menambah pula hambatan bagi suara di udara.
Jangan sekali-kali meng-eq dalam kondisi suhu ruangan yang panas atau ac belum dinyalakan. Karena pada saat ac dinyalakan suhu udara akan turun dan suara tinggi akan kembali terdengar dengan jelas.
2.11. Respon telinga operator sendiri
Banyak operator memiliki selera sendiri, bahkan tidak sedikit operator bahkan pemain musik digereja menyetel eq 1/3 oktaf mereka seperti “disco smile”. Kedua ujung frekuensi eq diangkat dan semakin menurun pada bagian tengahnya. Jika operator sound memilih menyetel dengan seleranya sendiri, sebaiknya operator tersebut belajar mendengar suara “standard” yang baik.
Interaksi antara ruangan dan suara dari speaker adalah kasus yang sukar diselesaikan. Jalan keluarnya adalah hanya dengan memposisikan kembali speaker ketempat yang seharusnya.
1.1.
Grafik
Equalizer
Equalizer
yang hanya dapat kita
tambah dan kurangi pada frekuensi yang sudah ditetapkan oleh pabrik,
biasanya berdasarkan besarnya oktav. Yang umum beredar di pasaran adalah
1/3 oktav (31
titik frekuensi) dan 2/3 oktav (15 titik frekuensi). Grafik equalizer
dapat
kita bagi dalam beberapa jenis.
Constant Q,
bentuk kurva (Q) grafik eq ini tetap walaupun gain hanya di ubah sedikit
ataupun banyak
Bandpass filter parameter, bentuk kurva tetap dan gain tetap hanya frekuensi
yang dapat kita geser.
Perfect Q,
adalah grafik eq analog tapi diproses secara digital, mirip dengan constant Q
hanya lebih akurat.
Pada umumnya orang tidak memasukkan filter sebagai jenis equalizer oleh karena cara kerjanya yang mirip dengan crossover. Tetapi menurut saya filter dapat pula membantu kita mengurangi frekuensi yang tidak kita inginkan, sehingga dapat pula kita masukkan sebagai salah satu jenis equalizer.
Contoh dari eq ini adalah switcable highpass dan switcable lowpass, Highpass filter sangat berguna untuk mengurangi suara pop pada microphone. Sedangkan lowpass dapat membantu kerja driver suara tinggi agar tidak bekerja berlebihan sebagai akibat frekuensi tinggi yang sebenarnya tidak terdengar, tetapi merusak.
1.2. Kegunaan dari Equalizer
Sekali lagi jangan kita salah langkah dalam
menggunakan equalizer, karena itu harus kita memahami apa saja kegunaan dari equalizer.
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari kegunaan equalizer :
- Mengurangi feedback.
- Menambah frekuensi yang kita inginkan pada saat sistem bersuara kecil, dan mengurangi frekuensi yang tidak kita inginkan pada saat kita mengangkat volume / gain lebih keras.
- Membantu respon ruangan terhadap suara, setiap ruang tidak memiliki respon yang sama terhadap suara. Walaupun kita memasang speaker dan peralatan yang sama dengan tempaat lain.
- Side chain / dynamic equalizer.
- Memperbaiki kerja speaker.
1.3. Berpikir Dua kali sebelum meng-eq system
Orang
cenderung menggunakan equalizer sebagai dewa penyelamat, mereka sangat
berharap
equalizer dapat menyelesaikan masalah mereka. Tidak jarang sound
engineer membeli equalizer yang harganya puluhan juta! Hanya karena
sugesti bahwa alat tersebut dapat
membantu mereka menyelesaikan masalah yang terjadi dengan sistem mereka.
Saya
adalah orang yang paling anti menggunakan equalizer, sebelum
masalah-masalah di bawah
ini selesai terlebih dahulu :
2.1. RuanganRuangan akan menjadi pembatas kita dalam meng-eq system, setiap ruang memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Jangan sekali-kali kita menyama ratakan setiap ruangan, dan mengidolakan suatu bentuk setting eq. Jangan mimpi suara rendah dapat keluar dari speaker pada ruangan yang penjangnya 4m, karena panjang gelombang suara rendah tidak dapat beresonansi dengan baik. Atau sebaliknya kita berharap suara rendah sub dapat terdengar dari jarak puluhan meter dengan jelas, karena daya rambat suara rendah yang terbatas.
Permasalahan utama di dalam ruangan adalah geometri ruangan itu sendiri (ukuran), baik jumlah jendela, luas dinding, dan di mana letak benda-benda tersebut. Meng-eq di dalam ruangan perlu berhati-hati oleh karena pantulan dapat mengaburkan frekuensi mana yang seharusnya kita ubah.
2.2. Letak speaker
Jangan bermimpi mendengar suara sub yang solid jika kita menaruhnya di kiri dan kanan panggung. Suara rendah mutlak harus berasal dari satu sumber. Peletakkan yang berpencar akan mengakibatkan efek yang disebut power alley (lorong tenaga). Equalizer dapat menolong? Tentu saja tidak, bahkan menambah besar jarak antar lorong tenaga tersebut
2.3. Tidak seragamnya waktu tempuh antar komponen speaker
Ini adalah ilmu yang dikembangkan sejak pertengahan tahun 1980an, hanya saja peralatan pendukungnya pada saat itu masih sangat mahal. Saat ini dengan kemajuan komputer dan harga komputer dan software-nya semakin murah, membuat peralatan digital pendukung penyetelan speaker semakin murah pula, sehingga kenyamanan orang mendengar speaker bersuara rapih semakin bertambah.
Mengapa waktu tempuh antar komponen berbeda, ini cerita yang cukup panjang yang akan kita bahas dilain waktu. Hanya saja jika kita meng-eq sistem yang tidak di seragamkan waktu tempuh antar komponen speaker maupun antar speaker, ini merupakan usaha yang sia-sia, karena sistem anda tetap berisik dan suaranya tetap berbalap-balapan.
2.4. Kabel (jenis dan panjang kabel)
Orang bule saja tidak percaya kalau kabel dengan merek, jenis, dan panjang yang berbeda akan menghasilkan suara yang berbeda. Saya belajar perkabelan sejak hampir 10 tahun lalu, dan saya temukan beragam respon kabel dan beragam pula hasilnya. Kita tidak perlu meng-eq sistem kita terlalu banyak apabila manajemen kabel kita baik, gunakan hanya kabel yang memang sesuai untuk kebutuhannya.
2.5. Karakter alat
Setiap alat memiliki karakter suara yang berbeda-beda, jangan berharap ala-alat murah dapat di equalizer menjadi baik. Mohon diingat bahwa semua alat sound memiliki karakter suara yang berbeda-beda dan tidak semua produk memiliki suara yang baik.
2.6. Banyaknya microphone yang terbuka (NOM = number of open microphone)
Harap diingat pada saat meng-eq feedback bahwa setiap
bertambahnya 1 buah microphone akan menambah 3 dB pada gain system. Semakin
banyak microphone yang berbunyi akan semakin besar pula kemungkinan feedback…!!!!!
2.7. Penyimpangan fasa (phase shifting)Penyimpangan fasa justru terjadi sebagai akibat terlalu kita terlelu banyak meng-eq, atau bahkan menggunakan kabel unbalance yang sangat panjang.
2.8. Jarak posisi anda mendengar dari speaker
Jarak kita mendengarkan speaker akan mempengaruhi penilaian telinga kita terhadap apa yang akan kita eq. Ingat bahwa di udara juga terjadi hambatan.
2.9. Umur speaker
Saya pernah bersam-sama Sony dan Thomas mendemokan speaker di BATS di hotel Shangrila di Jakarta 3 tahun yang lalu. Produk tersebut sudah terkenal dengan suaranya yang cukup kencang tapi masih enak untuk didengar. Ternyata waktu kami pasang suaranya agak kasar dan Sony pun heran “……. biasanya suara suaranya tidak begini nih!”. Kejadian yang sama terulang ketika saya memasang speaker dengan merek yang sama untuk OB Van radio Dahlia, ketika kami coba suara yang sama kembali terdengar, kami mencoba meng-eq-nya dengan susah payah. Saya baru teringat bahwa speaker tersebut baru saja kita keluarkan dari dalam dusnya, he, he, he, ……speaker ada indreyen-nya juga ya. Tidak mungkin keluar dari dus kita harapkan suaranya jadi bagus. Masalah ini kita bahas lain waktu.
2.10. Suhu dan kelembaban
Jangan berharap kita dapat meng-eq di ruangan yang tidak konstan suhu dan kelembabannya. Mengapa? Pada suhu rendah suara tinggi dan rendah akan terdengar lebih kuat dibandingkan dengan pada suhu tinggi, ini disebabkan pada suhu tinggi kelembaban akan bertambah. Bertambahnya kelembaban akan menambah pula hambatan bagi suara di udara.
Jangan sekali-kali meng-eq dalam kondisi suhu ruangan yang panas atau ac belum dinyalakan. Karena pada saat ac dinyalakan suhu udara akan turun dan suara tinggi akan kembali terdengar dengan jelas.
2.11. Respon telinga operator sendiri
Banyak operator memiliki selera sendiri, bahkan tidak sedikit operator bahkan pemain musik digereja menyetel eq 1/3 oktaf mereka seperti “disco smile”. Kedua ujung frekuensi eq diangkat dan semakin menurun pada bagian tengahnya. Jika operator sound memilih menyetel dengan seleranya sendiri, sebaiknya operator tersebut belajar mendengar suara “standard” yang baik.
Interaksi antara ruangan dan suara dari speaker adalah kasus yang sukar diselesaikan. Jalan keluarnya adalah hanya dengan memposisikan kembali speaker ketempat yang seharusnya.
4.
Kesimpulan
Agar dalam meng-eq system, dapat memperoleh hasil yang
baik dan maksimal, maka kita harus mampu menemukan masalah dalam sistem kita
yang belum seimbang / harus di-eq. Memang eq dapat membantu mengurangi beberapa
titik feedback dan sedikit membantu respon speaker terhadap ruangan.
Langganan:
Postingan (Atom)