Jumat, 14 November 2014

Total harmonic distortion (THD)




Total Harmonic Distortion adalah sebuah indikator di amplifier atau pre-amp tentang seberapa jauh penurunan kualitas suara terjadi. THD diukur dengan cara membandingkan output dengan input.
Suara terdiri dari berbagai frekuensi. Kualitas suara input (frekuensi) dapat mengalami penurunan setelah diproses oleh alat tersebut. Besar penurunan kualitas ini dinyatakan dengan angka THD. Misalnya THD 0.004 %, artinya kualitas suara menurun 0,004% dibandingkan aslinya.
Semakin kecil nilai THD, semakin bagus kualitas alat tersebut

Setting music hip-hop




Seting compressor seperti apa yang dapat menghasilkan punch drum maksimum seperti yang dibutuhkan musik Hip-Hop dan House ?
Dalam banyak kasus Hip-Hop, ratio yang umum digunakan adalah 4:1 hingga 7:1. Ratio di atas 8:1 efektif untuk membatasi (limiting) bukan untuk kompresi. Para jagoan biasanya menggunakan reduksi antara 10 – 15 dB pada kick, snare, bass dan gitar.
Untuk membentuk sound kick drum yang ideal, kami umumnya menggunakan ratio 5:1 dengan threshold -12,4 dB. Sekali anda telah menemukan ratio dan threshold yang cocok, anda telah siap untuk memanaskan panggung dengan men-seting attack dan release yang sesuai

Rasio Signal to Noise (S/N)




Rasio Signal to Noise (S/N) adalah jarak antara level sinyal dengan level dimana mulai terdengar noise. Besarnya S/N biasanya dinyatakan dalam dB (desibel).
Untuk mengetahuinya secara praktis (selain membaca manual alat) dapat kita gunakan cara berikut : Tanpa ada bunyi sinyal apapun, kita naikkan volume sampai kita mendengar adanya bunyi noise. Itulah nilai S/N dari alat yang kita operasikan.
Nilai S/N 30dB artinya ada 30dB sinyal dengan 0dB noise, dan juga berarti ada 31dB sinyal dengan 1dB noise, serta ada 50dB sinyal dengan 20dB noise, dst.
Semakin besar nilai S/N berarti semakin bebas alat tersebut dari noise. Alat dengan S/N 70dB lebih baik dari alat dengan nilai S/N 40dB. Alat pertama dapat menghasilkan bunyi yang bebas noise hingga 70dB, sedangkan alat kedua hanya mampu menghasilkan bunyi bebas noise 40dB saja.
Dengan mengetahui batas S/N, maka kita akan tahu sampai batas mana audio yang kita hasilkan bersih dari noise

Setting bandwidth pada EQ

Bandwidth merupakan jarak antara frekuensi yang paling rendah sampai dengan frekuensi yang paling tinggi yang diperlukan. Sering disebut juga sebagai lebar cakupan antara frekuensi ter-rendah hingga ter-tinggi yang kita ubah. Bandwidth sering diberi kode ‘Q’. dan muncul di Equalizer. Untuk lebih mudahnya, lihat gambar ini
Besarnya bandwidth diukur dari -3dB di bawah frekuensi kerja hingga -3dB di atas frekuensi kerja. Jika fo dinaikkan atau diturunkan 10dB, maka daerah frekuensi yang dipengaruhi dianggap dari frekuensi di bawah f0 (disebut f1) dan di atas f0 (disebut f2) yang dinaikkan atau diturunkan 7dB. Sehingga bandwidth dihitung dengan f2 – f1.
Untuk menentukan besar atau kecilnya range frekuensi (bandwidth) kemudian dinamakan parameter quality atau kualitas (Q). Parameter Q dihitung dengan f0/(f2-f1). Jadi jika bandwidth-nya semakin lebar maka nilai parameter Q akan kecil dan sebaliknya jika bandwidth sempit maka nilai parameter Q akan besar. Sehingga besar kecilnya Q yang telah di atur dalam mixer maupun peralatan sound lainnya akan sangat berpengaruh terhadap perubahan lebar sempitnya (bandwidth) frekuensi yang akan kita atur

Kabel speaker dan kabel instruments



Kabel untuk speaker tidak baik digunakan sebagai kabel instrumen. Begitu pula sebaliknya. Karena kabel instrumen hanya mampu membawa sedikit tenaga (low power) dan ber-hambatan tinggi (high impedance / High Z). Sedangkan kabel speaker sebaliknya : high power dan hambatan rendah (low Z). 
Bila anda menggunakan kabel instrumen sebagai kabel speaker, mungkin anda akan baik-baik saja di sinyal rendah. Pada sinyal tinggi, anda akan mengalami berbagai masalah dalam bentuk ampli mengalami panas berlebihan, speaker berbunyi distorsi (peak), atau kabel hangus.
Bila kita menggunakan kabel speaker untuk instrumen, maka bisa jadi anda akan mengalami noise karena induksi dari perlengkapan listrik di sekeliling (lighting, dan sebagainya). Mengapa demikian ? Karena kabel speaker hanya memiliki pelindung luar yang tipis, sedangkan isi kabel  dalamnya besar dan tebal. Induksi mudah masuk dan terbawa oleh kabel hingga berbunyi di speaker kita

Setting EQ vocal pidato



Secara garis besar, frekuensi pidato dapat dibagi atas 3 area utama : fundamental, huruf hidup (vowel : a, i, u, e, o) dan huruf mati (konsonan).
Fundamental pidato ada di frekuensi 125-250 Hz. Disini kualitas suara terdapat. Kita dapat mengenali suara si pembicara di frekuensi ini.
Huruf hidup muncul di frekuensi 350 Hz – 2 kHz. Huruf mati muncul di 1,5 – 4 kHz.
60 % energi suara muncul di frekuensi 63 - 500 Hz dengan hanya 5 % tingkat kejelasan suara. Sementara itu area 500 Hz – 1 kHz menampilkan 35 % kejelasan suara. Dan akhirnya area 1 – 8 kHz menghasilkan 60 % kejelasan suara.
Terlalu banyak boost di antara 1 – 4 kHz dapat menyebabkan pendengar lelah. Tetapi vokal dapat dibuat menonjol dengan boost di 3 kHz. Terlalu banyak boost di area 5 -16 kHz dapat menyebabkan sibilance (desis ‘ssss’)

Setting EQ voice instruments music




Kick Drum : 60-80 Hz Bottom depth; 2.5kHz Slap attack
Snare Drum : 240 Hz Fatness; 2-3kHz Crispness
Hi-Hat Cymbal : 200 Hz Clank; 2-4kHz Stick hit metal ; 6-8kHz  Harshness; above 8 kHz Shimmer
Rack Toms : 240 Hz Fullness; 2-4kHz Attack; 8kHz Overtones
Floor Tom :  120 Hz Fullness; 2-4kHz Attack; 8kHz Overtones
Bass Guitar : 60-80 Hz Bottom; 700-1kHz Attack or Pluck; 2.5 kHz String Noise or Pop
Acoustic Guitar : 80-120 Hz Bottom; 240Hz Body; 2.5-5kHz Clarity;
Electric Guitar : 100-250Hz Body; 2.5-3KHz Clarity; 6-8kHz Presence.
Electric Organ : 80-120 Hz Bottom; 240Hz Body; 2.5kHz Clarity
Piano : Bottom at 80-120Hz; Clarity at 2.5-5kHz;  "Honky Tonk" sound with high "Q" at 2.5kHz
Horns : Fullness at 120-240Hz; Shrill at 5-8kHz
Strings : Fullness at 240Hz; Scratchiness at 7-10kHz
Conga/Bongo : Resonance at 200-260Hz; Presence/Slap at 2-4kHz
Vocal : Fullness at 120Hz; Boominess at 200-280Hz; Presence at 5kHz; Sibilance at 6-7kHz

Nada,frekuensi,dan panjang gelombang



Berikut adalah tabel Mik Fielding untuk mengetahui frekuensi dari nada beserta panjang gelombangnya.Tabel ini sangat berguna untuk membantu agar mixing kita lebih detil lagi.
Dengan melihat tabel ini, kita mengerti mengapa kita tidak dapat mendengar nada D-1 dari jarak 2 meter di depan subwoofer. Karena nada D-1 membutuhkan 10 meter lebih untuk dapat terbentuk sempurna dan menjadi bunyi.
NADA PIANO
FREKUENSI (Hz)
PANJANG GELOMBANG
A - 0
27,5
13,481 meter
D - 1
36,7081
10,100 meter
A - 1
55,0000
6,741 meter
D - 2
73,4162
5,050 meter
A - 2
110,000
3,37 meter
D - 3
146,832
2,525 meter
A - 3
220,000
1,685 meter
D - 4
293,665
126,2 cm
A - 4
440,000
84,26 cm
D - 5
587,330
63,12 cm
A - 5
880,000
42,13 cm
D - 6
1174,66
31,6 cm
A - 6
1760,00
21,1 cm
D - 7
2349,32
15,8 cm
A - 7
3520,00
10,5 cm
D - 8
4698,64
7,9 cm
A - 8
7040,00
5,3 cm
D - 9
9397,27
3,9 cm
A - 9
14080,0
2,6 cm
D - 10
18794,5
2 cm

Apa itu balanced atau unbalanced ?



Ada dua macam koneksi dalam sistem audio : BALANCED dan UNBALANCED. Koneksi BAL adalah koneksi dengan tiga jalur konduktor/kabel yaitu : hot - cold - ground. Adapun koneksi UNBAL adalah koneksi dengan hanya 2 jalur kabel : hot - cold (bila ada jalur ketiga, maka biasanya jalur ketiga digabungkan dengan jalur negatif).
Koneksi UNBAL memiliki resiko noise karena rentan terhadap gangguan/interferensi dari perlengkapan listrik (seperti lighting, dsb.) atau stasiun pemancar. Noise ini terjadi karena gelombang interferensi alat listrik lain tersebut menembus kabel kita dan ikut terbawa ke perlengkapan sound kita. Resiko interferensi ini menjadi semakin besar seiring dengan semakin panjangnya kabel.
Untuk mengatasi hal ini, maka sebaiknya kita menggunakan koneksi BAL. Dalam koneksi BAL, sinyal dikirim melalui 2 buah jalur kabel. Salah satu jalur kabel akan membalik sinyal yang berangkat sehingga sinyal tersebut Out-Phase / Cancelling dengan sinyal di jalur kabel yang satunya lagi. Karena dilindungi dengan kulit kabel, maka pembalikan ini tidak akan membawa efek Cancellation. Di ujung lainnya, sinyal terbalik tadi akan kembali dibalik sehingga kita kembali mendapatkan sinyal In-Phase seperti sediakala.
Keuntungan dari pembalikan ini adalah : semua sinyal interferensi yang masuk sepanjang kabel akan saling meniadakan (Cancellation / Out-Phase) pada saat tiba di ujung akhir kabel. Sungguh sebuah cara yang cerdik untuk menghindari interferensi sinyal audio - JS.

Cara menggunakan reverb pada sound system



Reverb adalah efek suara yang terjadi karena adanya suara yang dipantulkan. Jika anda bernyanyi di hall, suara akan terdengar lebih bagus karena ada suara yang memantul / menggema. Efek gema inilah yang disebut dengan Reverb.
Alat Reverb digunakan untuk memunculkan efek gema tersebut dan memberikan efek suatu dimensi ruang. Beberapa tombol pada alat Reverb adalah:
  • Pre Delay digunakan untuk mengatur waktu yang dibutuhkan antara suara asli yang kering 'dry' dengan suara pantulan pertama dari sebuah Reverb. Otak manusia akan mempersepsikan Reverb ketika jarak pre delay adalah kurang dari 100 ms. Apabila lebih dari itu, maka efek ini disebut sebagai Echo.
  • Early Reflection digunakan untuk mengatur besarnya "ruangan" yang dipersepsi otak manusia terhadap reverb yang dihasilkan. Parameter ini mengatur beberapa pantulan pertama yang terjadi sebelum reverb yang sesungguhnya datang. Beberapa pantulan pertama inilah yang akan memberi persepsi bentuk serta luas ruangan.
  • Reverb Time mengatur panjangnya waktu reverb berlangsung sampai benar-benar habis. Sering disebut juga sebagai Sustain, Decay, dll. 

Cara menggunakan gate pada sound system



Gate adalah alat yang mengijinkan sinyal input dikeluarkan bila sinyal tersebut kekuatan (amplitudo) nya lebih besar dari threshold gate. Dengan kata lain gate membatasi sinyal input yang masuk ke dalam input mixer. Sebagai contoh jika gate di batasi -30dB kemudian ada sinyal input yang hanya memiliki batas bunyi dari bawah hingga -25dB, sinyal tersebut tidak akan masuk ke input. 

Threshold: Dibawah threshold sinyal diblokir, atau diatenuasi (kurangi) dengan sangat kuat.
Range floor: menyatakan jumlah atenuasi yang terjadi (terukur dalam dB). Bila nilai range-floor lebih dari -50 dB, secara praktis berarti memblokir total si gate tersebut.
Attack time: jumlah waktu hingga gate terbuka ketika sinyal melebihi threshold.
Hold time: jumlah waktu gate diijinkan terbuka, bahkan setelah sinyal kembali ke bawah threshold.

Cara menghilangkan feedback pada sound system



Bagi anda yang sering berkecimpung di dunia sound system pasti sering berjumpa dengan keadaan feedback, yaitu suara dominan tidak karuan yang keluar dari speaker, biasanya terdengar mendengung atau mendenging keras. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa faktor.

Faktor utama yang sering terjadi dalam instalasi sound system adalah munculnya suara feedback/mencuit, dimana selain disebabkan oleh titik penempatan speaker yang salah/kurang sesuai dan penggunaan microphone yang kualitasnya rendah, serta setting bass-treble atau bahkan setting equalizer yang kurang tepat sehingga munculnya suara mencuit/feedback yang menyakitkan telinga.

Ada dua cara yang biasa dilakukan oleh seorang soundman, diantaranya adalah melakukan tindakan manual pada perangkat soundsystem atau menambahkan alat penghilang Feedback otomatis.


Cara menghilangkan feedback secara manual:

  1. Setelah peralatan sound system anda terpasang janganlah dinyalakan dulu, tapi aturlah seluruh putaran potensio pada masing-masing alat pada putaran kurang dari setengah putaran, hal ini untuk menghindari feedback yang muncul secara mendadak.
  2. Aturlah posisi speaker agar tidak mengarah langsung ke sumber bunyi misalnya microphone, gitar, dan lain-lain.
  3. Hindari memasang speaker terlalau dekat dengan sumber bunyi seperti dengan microphone.
  4. Saat ujicoba suara lakukanlah putaran besaran suara sedikit demi sedikit, apabila terasa akan adanya feedback kurangi lagi putarannya.
  5. Apabila saat soundsystem berjalan tiba-tiba muncul feed back segeralah kurangi besaran potensio volume master pada speaker yang feedback tersebut, apabila feedback masih muncul beralihlah perhatian pada mixer dengan mengecilkan besaran high(untuk jenis feedback yang mencuit) atau low(untuk jenis feedback yang mendengung).

Cara menghilangkan feedback secara otomatis:

Anda harus menambahkan sebuah perangkat otomatis penghilang feedback, misalnya dengan menggunakan Feedback Destroyer FBQ1000 atau Feedback Destroyer PRO FBQ1000. Ini adalah sebuah alat canggih yang bekerja secara otomatis untuk menghilangkan suara feedback yang sering muncul saat microphone berdekatan dengan speaker.

Dengan alat ini maka feedback dapat diminimalisir. Dengan alat ini bekerja secara otomatis saat terjadi feedback, saat feedback muncul maka secara otomatis diredam, sehingga feedback tidak berkelanjutan.

Alat ini bekerja secara otomatis, sehingga bila terjadi feedback di frekuensi tertentu maka secara otomatis scanning dan mengeliminasi.

Cara pemasangan alat penghilang feedback otomatis:
1. Mic --> MIXER ---> FBQ--> AMplifier --> speaker
2. Mic --> Mixer ---> EQUALIZER --> FBQ--> Amplifier --> Speaker
3. Mic --> Preamp Mic --> FBQ --> Amplifier --> Speaker
4. Mic Wireless --> FBQ--> Amplifier --> Speaker